Kamis, 20 Agustus 2015

Jangan Marah

بسم الله الرحمن الرحيم

Assalamu'alaikum Wr.Wb




عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ : أَوْصِنِيْ ، قَالَ : (( لَا تَغْضَبْ )). فَرَدَّدَ مِرَارًا ؛ قَالَ : (( لَا تَغْضَبْ )). رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ
artinya:
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam : “Berilah aku wasiat”. Beliau menjawab, “Engkau jangan marah!” Orang itu mengulangi permintaannya berulang-ulang, kemudian Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Engkau jangan marah!” [HR al-Bukhâri]


(وَ الَّذِيْنَ يَجْتَنِبُوْنَ كَبئِرَ اْلاِثْمِ وَ اْلفَوَاحِشَ وَ اِذَا مَا غَضِبُوْا هُمْ يَغْفِرُوْنَ .(الشورى:37
artinya:
Dan (bagi) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan-perbuatan keji, dan apabila mereka marah mereka memberi maaf. [QS. Asy-Syuuraa : 37]


Pandangan Islam terhadap marah
  1. Marah adalah bara api yang ada di dada manusia. Rasulullah saw bersabda: “Ingatlah bahwa marah adalah bara api di dalam hati anak manusia, tidakkah kalian melihat kedua matanya yang memerah dan pelipisnya yang mengembang?” (HR Ahmad dan At-Tirmidzi, no. 2191)
  2. Allah swt menyanjung orang-orang beriman atas sifat-sifatnya yang mulia, di antaranya: karena mereka menahan gejolak amarahnya (QS Ali Imran: 134). Dan Rasulullah bersabda: Orang kuat bukanlah yang ahli dalam bergulat (membanting), akan tetapi, orang kuat adalah yang mampu mengekang dirinya saat marah.(muttafaqun 'alaih)
  3. Allah swt mencintai sifat ar-rifqu yaitu sifat yang lembut, sayang, penuh perhitungan dan tidak mudah marah. Rasulullah saw bersabda: Dan Allah swt adalah Dzat yang rafiq dan mencintai sifat ar-rifqu dalam segala urusan. (muttafaqun 'alaih)

Terapi Islam terhadap marah

  1. Menghindari pemicu dan penyebab marah.
    Hindari sifat-sifat yang gampang menyulut kemarahan seperti sifat takabbur, membanggakan diri, menghina dan meremehkan orang lain, banyak bercanda, berdebat, campur tangan dalam urusan orang lain, iseng dll.
  2. Berlindung kepada Allah dari syetan (QS Al-A'raf : 200).
    Diceritakan bahwa ada dua orang saling memaki dan Rasululah saw ada di dekat keduanya, salah seorang dari keduanya mulai memerah kedua matanya serta mengembang otot-otot mukanya, maka Rasulullah bersabda: "Aku mengetahui satu kalimat, sekiranya orang itu mengucapkannya niscaya akan hilanglah ekspresinya itu, kalimat itu adalah a'udzu billah min al-syaithan al-rajim. (HR Abu Dawud, no. 4781)
  3. Diam dan tidak berkata-kata.
    Rasulullah saw bersabda: Jika salah seorang di antara kamu marah, diamlah. (HR Ahmad)
  4. Bertahan pada posisi awal (duduk tetap duduk).
    Rasulullah saw bersabda: Ingatlah bahwa marah adalah bara api di dalam hati anak manusia. Tidakkah kalian melihat kedua matanya yang memerah dan pelipisnya yang mengembang? Maka siapapun yang merasakan demikian, hendaklah menempelkan dirinya dengan tanah. (HR Ahmad dan At-Tirmidzi, no. 2191)
    Maksudnya, tetaplah pada posisi semula. Duduk tetap duduk dan jangan berdiri atau pindah tempat.
  5. Dzikir kepada Allah.
    Dengan dzikir kepada Allah akan mendatangkan ketenangan (QS Ar-Ra'd : 28)
  6. Merubah posisi ke yang lebih rendah.
    Rasulullah saw bersabda: Jika salah seorang di antara kamu marah dalam keadaan berdiri, maka duduklah. Jika marahnya hilang, cukuplah. Bila belum hilang, berbaringlah. (HR Abu Dawud, no. 4782)
  7. Berwudhu.
    Rasulullah bersabda: Sesungguhnya marah itu dari syetan dan syetan itu dicipta dari api, maka, jika salah seorang di antara kamu marah, berwudhulah. (HR Abu Daud, no. 4784)
  8. Menahan nafsu marah dengan cara tidak melanjuti keinginan marah.
    Sesuai dengan QS Ali Imran: 134.
    Dalam hadits lain: "Siapa yang menahan marahnya padahal ia mampu melaksanakannya, maka Allah swt akan memanggilnya di depan khalayak pada hari kiamat sehingga Dia mempersilakannya untuk memilih bidadari sesukanya". (HR At-Tirmidzi, no. 2493)
  9. Melatih diri untuk bersifat pemaaf dan sabar dengan mencontoh dan meneladani Rasulullah S.A.W.
  10. Melatih diri untuk menahan dan mengendalikan nafsu marah.
    Rasulullah saw bersabda: Orang kuat bukanlah yang ahli dalam bergulat (membanting), akan tetapi, orang kuat adalah yang mampu mengekang dirinya saat marah. (muttafaqun 'alaih).




Tidak ada komentar:

Posting Komentar